TOLERANSI AIR TAK BEREKENING NON REVENUE WATER ABAD 21

Meskipun permasalahan Air Tak Berekening ATR/NRW Non Revenue Water sudah menjadi prioritas bagi Perumdam untuk ditangani, banyak PDAM yang masih berjuang untuk mencapai tingkat NRW yang bisa ditoleransi. Pada hakikatnya kehilangan air tidak bisa dihilangkan sama sekali, namun bisa dikurangi hingga tingkat yang cukup rendah. Angka NRW yang dianggap wajar atau dalam batas toleransi adalah 20% dengan distribusi seperti pada berikut :

KOMPONEN NRW NILAI TOTAL 18% - 20%

1. Kebocoran pada sistem distribusi (sambungan, katup dsb) 5% 

2. Ketelitian pengukuran meter air 3 – 5% 

3. Kebocoran pipa konsumen 5% 

4. Pemakaian untuk operasi dan pemeliharaan, sosial dan hidran kebakaran 3% 

5. Kehilangan air non fisik lain (misalnya kesalahan administrasi,pembacaan meter, sambungan liar dsb) 2%

Standar NRW yang Diijinkan

Jumlah tersebut diatas adalah kombinasi dari 3 (tiga) komponen besar, yaitu kehilangan air fisik, kehilangan air non-fisik, dan operasi-pemeliharaan. Semua pengelola air minum di dunia tidak menghendaki kehilangan air. Kehilangan air tidak bisa dihindari namun bisa diturunkan. IWA menyatakan “TOPIK ABAD 21 : KEHILANGAN AIR”. Semua pengelola air minum berjuang menurunkan kehilangan air namun hanya mengharapkan keajaiban tanpa melakukan sesuatu. 

Sulitnya PDAM dalam mengurangi NRW menurut Bill Kingdom dkk (World Bank Paper 2006), disebabkan karena lima kelemahan, yakni :

*Tidak memahami permasalahan (besaran, sumber & biaya). 

*Rendahnya kapasitas staf yang terlatih. 

*Dana yang tidak mencukupi untuk mengganti infrastruktur (misalnya pipa, meter air). 

*Kurangnya komitmen manajemen dan karyawan. 

*Lingkungan kerja yang kurang mendukung dan insentif kinerja yang minim. 

Dusta tingkat kehilangan air di Indonesia sering terjadi. Besaran kehilangan air sering tidak dapat terukur dengan baik. Bagaimana bisa mengukur kehilangan air jika : 

*Tidak ada meter induk 

*Meter induk ada, tidak dikalibrasi, tidak akurat 

*Meter pelanggan dengan akurasi rendah 

*Meter pelanggan tidak pernah diganti 

*Meter pelanggan tidak dikalibrasi 

*Tidak ada komitmen untuk menurunkan 


Tantangan dalam upaya menurunkan kehilangan air di Indonesia : 

*Dukungan politis untuk penurunan kehilangan air sangat minim, lebih penting dan diutamakan program penambahan kapasitas 

*Tidak tampak hasilnya, karena beberapa alasan sehingga dianggap tidak bermanfaat 

*NRW merupakan permasalahan yang sangat kompleks sehingga perlu komitmen bersama, konsisten dan upaya jangka panjang 

*Kurang menyadari bahwa tingkat NRW merupakan sebuah gambaran kinerja perusahaan 

Kegagalan program pengendalian NRW seringkali terjadi karena beberapa hal yang antara lain :  

*Tidak ada kebijakan yang mendorong penurunan kehilangan air 

*Kebijakan yang ada hanya penambahan kapasitas produksi 

*Tidak ada komitmen dari top manajemen, dan dukungan dari karyawan & stakeholders 

*Tidak memahami permasalahan kehilangan air 

*Pendekatan yang salah 

*Tidak memiliki konsep penurunan kehilangan air 

*Tidak memiliki SDM yang mampu melaksanakan 

*Tidak memiliki peralatan yang memadai 

*Kemasan HASIL yang biasa saja dan tidak “MENJELASKAN”. Baca Juga : Fungsi-dan-cara-membaca-meter-air

Keberhasilan program penurunan/pengendalian NRW yang sangat kompleks ini sangat tergantung pada banyak faktor yakni :

*Dukungan manajemen dan komitmen semua unsur perusahaan 

*Alokasi keuangan 

*Kecakapan teknis 

*Operasional administrasi 

*Manajemen aset 

*Operasi dan pemeliharaan 

*Dukungan pelanggan



Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini? Klik...

Comments

Kirim E-mail anda dapatkan artikel berlangganan gratis....

Enter your email address:

DELIVERED BY sptirtadharma.net ||| 🔔E-mail : pdamsptd86@gmail.com

🔝POPULAR POST

ENAM CIRI CIRI BOS PELIT TINGKAT DEWA

RESIKO PETUGAS PDAM TERHADAP PELANGGAN

SEJARAH PERKEMBANGAN DEMOKRASI DIBARAT

EMPAT TIPS TIDAK MUDAH DIADU DOMBA REKAN KERJA DIKANTOR

MEMBUAT RUTE BACA METER DAN TIPS AGAR TAHU TOTAL PEMAKAIAN

FOLLOWERS