LIMA TIPS MEREKATKAN HUBUNGAN DENGAN KARYAWAN MENGHADAPI TANTANGAN ABAD 21

Kini, organisasi sangat bergantung pada energi, komitmen dan ikatan kedekatan antar karyawan maupun antara karyawan dan perusahaan demi menghadapi tantangan abad dua puluh satu yang semakin berat. Tidak pernah terjadi pada masa sebelumnya, tantangan dunia kerja yang sangat cepat berganti dan siap menggilas siapa saja.

Dengan makin pentingnya ikatan antar karyawan dengan perusahaan, sebuah laporan penelitian oleh Gallup’s State of the Global Workplace menunjukkan hasil yang berlawanan. Penelitian ini menunjukkan bahwa hanya 15% karyawan yang sepenuhnya merasa terikat dengan pekerjaannya. Yang artinya, hanya 15% karyawan inilah yang melibatkan emosinya dalam berkomitmen terkait waktu, tenaga dan keahliannya agar menghasilkan kerja dan karya yang lebih dari ekspektasi.

Mereka bukan hanya menyelesaikan sesuai target minimal namun juga memberikan nilai tambah yang juga berarti meningkatkan produktivitas. Penelitian lain dari Gallup menyatakan bahwa bahwa ketiadaan ikatan dengan karyawan di Amerika menyebabkan kerugian hingga USD 550 juta akibat rendahnya produktivitas.

Di setiap perusahaan umumnya terdapat tiga jenis karyawan yaitu yang engaged di mana hanya sebesar 15% dari angkatan kerja yang disurvei oleh Gallup. Sementara itu sebagian besar angkatan kerja merupakan kelompok not engaged yaitu sebesar 67%. Agak susah mengidentifikasi kelompok ini karena mereka umumnya cukup senang dengan pekerjaannya namun mereka hanya ingin mencapai target minimum.

Mereka inilah yang bisa menjadi target strategi engagement yang diterapkan karena dengan treatment yang tepat mereka bisa naik ke level engaged. Sementara sisanya adalah kelompok actively disengaged sebanyak 18%, karakter kelompok ini biasanya mereka cenderung negatif dan membuat suasana kerja menjadi toksik. Mereka berbahaya jika berada dalam posisi bisa mempengaruhi karyawan yang lain. Dan mereka biasanya sulit untuk di-upgrade menjadi karyawan yang engage.

Rendahnya tingkat keterikatan dengan perusahaan yang berakibat pada rendahnya produktivitas menjadi masalah serius. Namun, hal ini juga bisa dipandang sebagai kesempatan bagus sehingga perusahaan bisa belajar hingga menguasai keterampilan untuk meningkatkan ikatan antara karyawan dengan pekerjaan dan perusahaan tempat bekerja.

Dikutip dari Forbes, berikut adalah lima tips yang bisa membantu Anda meningkatkan engagement dengan karyawan.

1. Letakkan semua orang dalam peran yang tepat

Upaya untuk meningkatkan engagement antara pekerja dan perusahaan memang dimulai ketika recruitment. Dengan menempatkan orang sesuai dengan porsi pekerjaan yang memang diinginkannya meningkatkan kemungkinan ikatan yang erat antara ia dan pekerjaannya.

Dengan begini, karyawan juga diberi kesempatan untuk turut mendukung visi, misi dan nilai perusahaan sesuai dengan bidangnya, hal ini akan menumbuhkan perasaan memiliki (sense of belonging) yang lebih kuat.

2.  Berikan training

Tidak ada manajer maupun pemimpin yang bisa diharapkan membangun kepercayaan dan akuntabilitas serta meningkatkan engagement tanpa tujuan untuk menyukseskan semua anggota tim. Hal ini berarti, menyediakan training yang efektif menjadi bagian tak terpisahkan dalam perjalanan ini.

3.  Delegasikan tugas penting

Karyawan yang well engaged melakukan pekerjaan yang penting dan berarti sehingga mereka memiliki pemahaman jelas bagaimana mereka bisa berkontribusi bagi visi dan misi perusahaan. Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa menempatkan karyawan di posisi yang sesuai sangat penting.

4.  Jangan pelit memberikan feedback

Umumnya angkatan kerja masa kini merasa perlu untuk mendapatkan reguler feedback. Ketika pekerjaan mereka selesai, sempatkan untuk memberikan komplimen atau saran yang membangun. Feedback yang diberikan bisa formal maupun informal, minimal dilakukan sepekan sekali.

5.  Lebih sering mendiskusikan engagement

Manajer yang sukses biasanya transparan dengan pendekatannya untuk meningkatkan engagement sehingga dibicarakan dengan semua anggota tim sehingga mereka juga merasa terlibat. Baca Juga : Tentang-dunia-kerja-saat-ini

Dalam proses ini, dua elemen yang paling penting untuk berperan adalah manajer dan pemimpin perusahaan.  Pemimpin perusahaan bisa mengkomunikasikan dengan aktif visi misi perusahaan jangka panjang sehingga karyawan juga bisa aktif menemukan kesesuaian antara visi perusahaan dan visi pribadinya. Sementara itu, manajer yang berada di middle level membantu menjembatani visi kedua belah pihak. Dengan kerja sama antar ketiganya niscaya, ikatan antar karyawan maupun karyawan dengan perusahaan bisa terjalin dengan lebih baik.

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini? Klik...

Comments

Kirim E-mail anda dapatkan artikel berlangganan gratis....

Enter your email address:

DELIVERED BY sptirtadharma.net ||| 🔔E-mail : pdamsptd86@gmail.com

🔝POPULAR POST

MEMBUAT RUTE BACA METER DAN TIPS AGAR TAHU TOTAL PEMAKAIAN

PERANAN SATUAN PENGAWAS INTERN (SPI) PERUMDAM AIR MINUM DALAM GCG DAN PENINGKATAN KINERJA

ENAM CIRI CIRI BOS PELIT TINGKAT DEWA

DAPENMA PAMSI : PENYELENGGARA PROGRAM JAMINAN PENSIUN KARYAWAN PERUMDA AIR MINUM

MAKSIMALKAN PENGGUNAAN KUOTA MALAMMU DENGAN MEMULAI HAL INI

FOLLOWERS