KENALI SEJAK DINI INI LIMA PENYEBAB DEMOTIVASI KERJA KARYAWAN

Kenali sejak dini, ini 5 penyebab demotivasi kerja karyawan
Pasang-surut semangat adalah hal biasa dalam pekerjaan. Masalah umum seperti stres dan tuntutan pekerjaan biasanya menjadi penyebab paling umum dari menurunnya semangat karyawan.

Walaupun lumrah, semangat kerja yang menurun sebaiknya tidak dibiarkan berlarut-larut karena dapat memicu demotivasi dalam bekerja.

Demotivasi bisa memengaruhi efektivitas kerja karyawan dan berimbas pada produktivitas perusahaan. Pada sektor-sektor yang penting, hal ini juga dapat menurunkan performa dan bahkan menyebabkan kerugian.

Guna menghindari hal tersebut, berikut adalah berbagai penyebab demotivasi kerja yang perlu diantisipasi.

1. Gaji yang tidak sepadan
Tidak dapat dipungkiri bahwa pemberian gaji karyawan adalah aspek yang penting untuk menjaga produktivitas perusahaan. Karyawan dapat mengalami penurunan semangat kerja, bahkan demotivasi jika perusahaan tidak mampu memberikan upah kerja yang sepadan dengan tanggung jawab yang diberikan.

Perusahaan harus objektif dalam menentukan gaji karyawannya. Sah-sah saja jika perusahaan memberikan gaji lebih besar kepada karyawan yang lebih berpengalaman.

Namun, menjadi tidak adil apabila perusahaan memberikan gaji lebih besar hanya karena salah seorang karyawan rajin pulang lembur tanpa disertai pencapaian yang jelas.

2. Pemberian tanggung jawab yang tidak jelas
Seorang manajer seringkali perlu mengatasi masalah di luar lingkup bidangnya sehingga kelimpungan dalam mengatur proyek-proyek yang ia pimpin. Dampaknya, pemberian tanggung jawab antaranggota divisi bisa jadi tidak merata. Salah satu anggota divisi mungkin harus mengerjakan lebih banyak tugas, sementara anggota yang lain tidak mendapatkan cukup tanggung jawab.

Ini merupakan masalah rumit yang tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, terutama bila hasil pekerjaan salah satu divisi berkaitan dengan divisi lain.

Tidak hanya menghambat kinerja perusahaan, masalah ini juga dapat menimbulkan demotivasi pada karyawan yang mendapatkan tanggung jawab lebih besar dibandingkan rekannya.

3. Tidak ada rasa aman dan kepastian dalam berkarir
Karyawan yang tidak memiliki kepastian dalam karirnya sangat rentan mengalami penurunan semangat kerja, bahkan demotivasi.
Sulit bagi seorang karyawan untuk mempertahankan motivasi kerjanya bila ia sendiri tidak yakin berapa lama kinerjanya akan dibutuhkan oleh perusahaan tersebut.

Di sisi lain, mereka yang mendapatkan kepastian dalam jalur karirnya dan memiliki rasa aman dalam perusahaan biasanya lebih produktif.
Mereka merasa mendapatkan motivasi dari tempatnya bekerja sehingga mau berusaha lebih keras untuk memberikan benefit kepada perusahaan.
Kemampuan memimpin yang di bawah rata-rata dapat memengaruhi kinerja karyawan. 

4. Dipimpin oleh orang yang tidak mumpuni
Kemampuan memimpin di bawah rata-rata berpengaruh besar terhadap kinerja karyawan. Manajer yang tidak dapat memimpin dengan baik tidak akan mampu mendelegasikan tanggung jawabnya kepada anggota timnya. Akibatnya, tidak ada atmosfer yang menunjang kinerja tim.

Agar bisa menjadi pemimpin yang baik, seorang manajer harus bisa menyatu dengan timnya. Mereka harus mampu berkomunikasi secara efektif dan memberikan instruksi yang jelas.

Kemampuan meningkatkan kepercayaan diri dan menghargai kerja keras karyawan juga menjadi poin kelebihan yang perlu dimiliki seorang pemimpin.

5. Target kerja yang tidak realistis
Perusahaan boleh saja memasang target tinggi untuk memacu semangat bekerja, tapi target yang tidak realistis justru dapat menyebabkan demotivasi. Idealnya, suatu perusahaan menentukan targetnya berdasarkan potensi yang ada dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki.

Sebaliknya, target yang terlalu rendah juga dapat menurunkan semangat bekerja perusahaan. Target rendah tanpa tantangan yang baru akan membuat karyawannya lebih cepat bosan dan merasa tidak berkembang. Akibatnya, muncul demotivasi dalam bekerja.

Kunci penting untuk menghindari demotivasi terletak pada karyawan, orang-orang yang menduduki bangku pemimpin, dan sistem dalam perusahaan itu sendiri. Baca Juga : Bagaimana-menyikapi-kritik-dengan-elegan

Karyawan yang mampu berkembang, sistem evaluasi perusahaan yang memadai, serta kemampuan para pemimpin untuk menanggapi.

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini? Klik...

Comments

Kirim E-mail anda dapatkan artikel berlangganan gratis....

Enter your email address:

DELIVERED BY sptirtadharma.net ||| 🔔E-mail : pdamsptd86@gmail.com

🔝POPULAR POST

ENAM CIRI CIRI BOS PELIT TINGKAT DEWA

RESIKO PETUGAS PDAM TERHADAP PELANGGAN

SEJARAH PERKEMBANGAN DEMOKRASI DIBARAT

EMPAT TIPS TIDAK MUDAH DIADU DOMBA REKAN KERJA DIKANTOR

MEMBUAT RUTE BACA METER DAN TIPS AGAR TAHU TOTAL PEMAKAIAN

FOLLOWERS