JURNALISTIK VERSI HUMAS : PERSAMAAN DAN PERBEDAANNYA

SECARA teknis, saat ini tugas humas dan wartawan sama. Praktisi humas (hubungan masyarakat, public relations) dan jurnalis sama-sama dituntut memiliki keterampilan yang sama, khususnya keterampilan menulis (writing skills).

Karenanya secara teknis tugas jurnalis dan humas itu sama, maka kurikulum program studi humas harus mengadopsi juga kurikulum jurnalistik.

Salah satu tugas, peran, atau peran humas adalah produksi informasi dan publikasi. Kemasan informasi antara lain berupa karya jurnalistik (berita, artikel, feature). Publikasi informasi dilakukan melalui pengiriman press release dan/atau mempublikasikannya di media internal lembaga. Rilis adalah berita yang dibuat oleh humas lembaga.

Humas juga harus meliput peristiwa atau kegiatan lembaga. Di sinilah humas melaksanakan fungsi reportase, layaknya wartawan meliput peristiwa. Karenanya, humas juga bisa disebut wartawan, yakni wartawan internal lembaga atau “jurnalis korporat”. Yuk! mari kita bahas ini dalam Corporate Journalism.

Semua lembaga kini punya media internal daring, yakni situs web lembaga dan akun media sosial. Di situlah fungsi informasi dan publikasi bagian humas dijalankan.

Jika praktisi atau staf humas memiliki keterampilan jurnalistik mumpuni layaknya wartawan profesional, maka media internal lembaga juga akan menarik dan banyak pembaca, layaknya media massa atau situs berita.

Persamaan dan Perbedaan Jurnalistik dan Humas

Secara umum, persamaan jurnalistik dan humas adalah sama-sama bidang komunikasi, khususnya terkait fungsi informasi dan publikasi.

Perbedaannya terletak pada ruang lingkup (coverage). Ruang lingkup jurnalistik mencakup semua peristiwa yang bernilai berita. Humas hanya meliput atau memberitakan kegiatan atau dinamika lembaganya.

Berikut ini detail persamaan dan perbedaan jurnalistik dan humas. Saya sadur dari sebuah ulasan di halaman web Universitas Oregon. Judulnya “Journalism and Public Relations: What are the similarities and differences?”.

Kesamaan

1. Berkomunikasi dengan publik

Baik dalam jurnalisme maupun humas, para profesional terus berkomunikasi dengan publik. Mereka menceritakan kisah dan berinteraksi dengan audiens mereka – itulah yang membuat organisasi tetap berjalan.

Wartawan memberitakan peristiwa penting dan menarik bagi pembaca. Humas memberitakan kegiatan lembaga, produk lembaga, atau kebijakan lembaga yang harus diketahui publik. Aktivitas ini sama-sama komunikasi dengan publik.

2. Bangun kepercayaan

Agar para profesional di industri jurnalisme dan humas berhasil, penting untuk membangun kredibilitas dan kepercayaan dengan audiens.

Wartawan membangun kepercayaan dengan melaporkan dan menerbitkan konten yang adil dan akurat sehingga mereka diakui sebagai organisasi yang kredibel.

Selain kredibilitas, profesional humas membangun kepercayaan untuk menginformasikan dan membujuk audiens target untuk mendukung organisasi atau produk dan kebijakan lembaganya.

3. Sampaikan informasi dengan cara yang mudah dimengerti

Ketika orang membaca artikel, mendengarkan cerita, atau menelusuri media sosial, mereka cenderung tetap terlibat jika ceritanya jelas dan ringkas.

Audiens tidak memiliki waktu untuk berpikir keras tentang apa yang diberikan kepada mereka – kata-kata yang berlebihan atau gambar yang membingungkan adalah penghalang dalam mempertahankan audiens.

Di sini, humas dan jurnalis sama-sama harus menggunakan bahasa jurnalistik, yaitu ragam bahasa khusus yang biasa digunakan dalam pemberitaan media massa.

4. Bercerita

Bisa dibilang, kesamaan yang paling menarik antara jurnalisme dan humas atau wartawan dan praktisi humas adalah keduanya bercerita (story telling).

Gairah yang dimiliki seorang profesional untuk suatu subjek mendorong alasan mereka berada di industri ini – itulah yang mereka sukai.

Menemukan dan menceritakan kisah yang bagus adalah pencapaian dalam banyak hal. Kedua jenis profesional merasa memiliki hak dalam pekerjaan mereka dan itu melibatkan pembaca atau pemirsa, yang penting untuk mendapatkan dan mempertahankan audiens.

Perbedaan

1. Peran dalam sebuah perusahaan

Di sebuah organisasi berita (media massa/perusahaan pers), biasanya karyawan memiliki satu peran – misalnya reporter akan melaporkan, editor akan mengedit, dan sebagainya.

Organisasi berita melayani satu tuan: publik. Di sisi lain, profesional PR atau humas melayani banyak “master” dan dapat memiliki banyak klien sekaligus.

Meskipun, ini dapat bervariasi tergantung pada situasinya, Misalnya, seorang profesional di stasiun berita televisi dapat mengenakan banyak topi sebagai pembawa berita, reporter, dan editor.

Singkatnya, dalam konteks publikasi, wartawan adalah karyawan sebuah perusahaan media dan humas adalah wartawan sebuah lembaga. Tugasnya sama-sama reportase, membuat konten (informasi berupa tulisan, foto, atau video), dan mempublikasikannya. Inilah pentingnya journalism skills bagi praktisi humas.

2. Audiens yang ditargetkan atau diperoleh

Profesional PR menargetkan audiens tertentu untuk menyampaikan pesan dan membangun dukungan untuk merek (brand), produk, atau ide.

Di sisi lain, jurnalisme memiliki audiens yang diperoleh – mereka tidak perlu menargetkan audiens secara spesifik karena apa yang mereka publikasikan, berita, menarik bagi publik.

3. Kebebasan berekspresi atau berkreasi

Wartawan seringkali memiliki lebih banyak kebebasan untuk menceritakan kisah yang mereka inginkan karena mereka terus-menerus mencari dan melontarkan ide.

Tetapi di dunia PR, para profesional bekerja untuk klien – mereka perlu mengubah ide dan cerita menjadi merek dan berkomunikasi dengan cara yang akan menarik minat audiens target.

4. Objektif VS subjektif

Mungkin perbedaan terbesar di kedua industri adalah bahwa humas biasanya subjektif, sedangkan jurnalisme harus selalu objektif.

Humas bersifat subjektif karena membujuk audiens untuk mendukung merek atau produk klien, serta terkait citra lembaga. Tujuan informasi dan publikasi humas adalah membangun reputasi lembaganya.

Namun, jurnalisme harus tetap objektif (kecuali di halaman opini) karena jurnalisme memberitakan fakta dan harus diberitakan setuju atau tidaknya wartawan.

Objektivitas dalam jurnalisme adalah pemberitaan yang sesuai fakta (faktual), berimbang (balance), dan “netral” atau imparsial.

Objektivitas dalam jurnalisme atau pers adalah prinsip yang signifikan profesionalisme jurnalistik. Objektivitas Jurnalistik sering kali merujuk pada keadilan, kenetralan, faktualitas, dan nonpartisan.

Objektivitas jurnalistik mengharuskan seorang jurnalis tidak berada di kedua sisi argumen dan hanya melaporkan fakta, bukan opini pribadi terhadap fakta tersebut.

Studi klasik tentang produksi berita mengidentifikasi ““Lagipula, berita bukanlah apa yang dipikirkan jurnalis, tetapi apa yang dikatakan sumber mereka.” (News is, after all, not what journalists think, but what their sources say).

Perbedaan jurnalistik humas

Itu dia persamaan dan perbedaan humas dan jurnalistik atau praktisi humas (PR) dan wartawan/jurnalis. Di era internet, semua lembaga memiliki website sebagai media internal baru. Baca Juga : Pengertian-creative-writer-penulis

Sebuah media harus dikelola dengan baik oleh mereka yang memiliki pengetahuan dan keterampilan komunikasi massa, dalam hal ini jurnalistik. Wasalam.*romeltea

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini? Klik...

Comments

Kirim E-mail anda dapatkan artikel berlangganan gratis....

Enter your email address:

DELIVERED BY sptirtadharma.net ||| 🔔E-mail : pdamsptd86@gmail.com

🔝POPULAR POST

ENAM CIRI CIRI BOS PELIT TINGKAT DEWA

PROYEK BUSINESS TO BUSINESS KOLLABORATIF

BENTUK BENTUK DEMOKRASI MODERN

KOLABORASI PERUMDAM TIRTA KHATULISTIWA DAN PROPAM POLDA KALBAR

PERANAN SATUAN PENGAWAS INTERN (SPI) PERUMDAM AIR MINUM DALAM GCG DAN PENINGKATAN KINERJA

FOLLOWERS