ANGKAT TOPI KALAU AIR LAYAK MINUM TERCAPAI
Direktur Utama PDAM KOTA PONTIANAK
Ir. Agus Sutyoso , MSi
Untuk periode yang singkat setelah menyudahi masa jabatan pertama selaku direktur utama PDAM Kota Semarang, Ir. Agus Sutyoso, MSi dipercaya menjadi anggota staf ahli Perpamsi, tetapi tak lama setelah terpilih menjadi direktur utama PDAM Kota Pontianak, dipercaya pula menjadi salah satu Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perpamsi. Baik selaku staf ahli maupun setelah menjadi anggota DPP, ia selalu memperlihatkan salah satu ciri khasnya: menyampaikan pendapat, saran, masukan. Itu sesuai dengan falsafah hidupnya, mengabdikan anugerah keahlian dan keterampilan yang diberikan Tuhan padanya.
Pada rapat persiapan Bantuan Teknis Investasi PDAM berdasarkan Perpres no. 29/2009 di Departemen Pekerjaan Umum pun akhir Agustus 2009 lalu, ia tak lupa menyampaikan masukan dan saran kepada lembaga-lembaga terkait, agar juga memikirkan nasib PDAM-PDAM kecil di berbagai pelosok Tanah Air. Katanya, walaupun semakin terbuka peluang mendapatkan kredit investasi pengembangan PDAM dengan prosedur dan persyaratan-persyaratan yang jauh lebih sederhana dan mudah dengan adanya penjaminan pinjaman oleh Pemerintah, bahkan dengan bunga yang sangat rendah yakni BI Rate, PDAM-PDAM kecil yang sangat jauh dari Ibukota, nyaris tidak mungkin datang mengurusnya ke Jakarta. “Biaya mengurusnya bolak-balik ke Jakarta, akan jauh lebih besar dari nilai investasi yang didapatkan,” katanya sambil memberi saran agar dicarikan suatu formula khusus bagi PDAM-PDAM kecil dan sangat terpencil itu agar mereka pun ikut terbantu.
Menyangkut kepentingan PDAM-PDAM kecil dan terpencil itu, ia juga mengatakan terkadang merasa prihatin karena mereka tidak dapat menghadiri berbagai kegiatan atau program Perpamsi yang cenderung terpusat di Jakarta. Padahal katanya, para pimpinan PDAM-PDAM tersebut juga sangat berkepentingan atas kegiatan-kegiatan tersebut untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat. Maka ke depan menurut pandangannya, perlu dicarikan jalan agar kegiatan-kegiatan tertentu yang sangat penting diusahakan sedemikian rupa supaya PDAM-PDAM kecil dan terpencar di berbagai pelosok Tanah Air yang jauh-jauh itu dapat hadir.
Saran dan masukan itu terasa mewakili aspirasi komunitas PDAM kecil di daerah-daerah terpencil. Tentu menjadi bahan pemikiran baik bagi Departemen Pekerjaan Umum, Perpamsi maupun perbankan yang menyalurkan kredit bagi pengembangan PDAM.
Sutyoso, kelahiran Purworejo, Jawa Tengah bulan Oktober 1965, selulus dari Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang, mengawali karier di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, dan selama bertahun-tahun bertugas di Sulawesi Tenggara. Di sana pula katanya dua anaknya lahir dari istri yang berasal dari Lombok. “Keluarga saya memang benar-benar Indonesia,” katanya. Alasannya, ia sendiri dari Jawa, istri asal Lombok, dua anaknya lahir di Kendari, Sulawesi Tenggara, dua lainnya lahir di Semarang. Seluruhnya ada empat anak tokoh kita yang satu ini, yang terbesar katanya masih di SMA.
Dengan tambahan bekal berupa gelar magister (S2) dari jurusan Magister Ekonomi Pembangunan Universitas Gajah Mada tahun 1998, tahun 2003 ada peluang untuk mengisi lowongan direktur utama di PDAM Kota Semarang. Ia melamar, menjalani fit and proper test, yang katanya merupakan proses fit and proper test pertama di lingkungan PDAM di Indonesia, dan ia lulus dan dipercaya menjadi direktur utama.
Dalam hal ini ia mengaku, apa yang dulu dipikirkan ketika masuk ke MEP Universitas Gajah Mada, pas, yakni perlu tambahan ilmu agar dapat memimpin perusahaan. Cita-cita itu terwujud, ia dipercaya memimpin perusahaan air minum.
Usai periodenya yang pertam di PDAM Kota Semarang, ia dialihfungsikan menjadi staf ahli Walikota Kota Semarang bidang pembangunan. Jabatan itu dilakoninya selama setahun sebelum kemudian melamar lowongan yang termuat di Internet, mencari calon direktur utama PDAM Kota Pontianak.
Kurang betah jadi staf ahli?
Melayani Masyarakat
“Bukan soal betah atau tidak, dan bukan soal enak tidak enak. Tetapi sebagai staf ahli kita tidak memegang kebijakan, nasihatnya pun bisa diterima dan bisa pula tidak dipakai. Sedangkan sebagai seorang pimpinan perusahaan, kita memegang kebijakan dan punya wewenang mengambil keputusan. Itu merupakan kepuasan tersendiri,” tuturnya.
Ia berterus terang, bahwa selaku staf ahli sebenarnya bukannya tidak penting dan menarik. Tetapi adalah lebih menantang bila dalam karier seseorang itu memegang fungsi yang menentukan, mengambil keputusan. Apalagi kalau yang diputuskan itu menghasilkan sesuatu yang dinilai sangat bermanfaat untuk perusahaan maupun untuk masyarakat. “Itu merupakan kepuasan batin tersendiri,” ujarnya.
Dengan memegang kebijakan katanya, kita ikut memberi warna terhadap jalannya perusahaan. “Dan yang kedua, sifatnya memberi pelayanan langsung kepada masyarakat, hal yang sangat saya minati,” katanya.
Pindah dari Semarang ke Pontianak, atau dari kota besar ke luar Jawa juga tidak masalah bagi Sutyoso. Semasa masih di Departemen PU pun ia sudah pernah empat tahun di Sulawesi Tenggara, jadi sudah merasa biasa di daerah. Seperti Semarang, Pontianak pun katanya adalah ibu kota provinsi. Di Semarang dulu atasannya adalah Walikota, di Pontianak pun Walikota juga. Apa bedanya?
Proses fit and proper test yang dijalaninya di Pontianak menurut Agus Sutyoso merupakan yang paling terbuka di Indonesia. Ia masuk gelombang ketiga setelah dua gelombang sebelumnya gagal, tidak ada yang lulus. Tim penguji katanya berjumlah lebih dari 40 orang dari berbagai kalangan, antara lain kalangan perguruan tinggi, Pemda, anggota-anggota DPRD, dan dari kjalangan masyarakat sendiri. Stakeholder di Pontianak katanya juga bersikap terbuka bagi orang luar Pontianak, contohnya Ir. Syahril Japarin, pendahulunya yang kini menjadi Presiden Direktur PT Aetra Air berasal dari Sumatera Barat. Dan sekarang ini, ia sendiri dari Semarang, juga diberi kesempatan untuk memimpin PDAM Kota Pontianak.
Ia mengaku “enjoy” atas kepercayaan yang diberikan padanya. Bahkan, belum setahun bertugas di sana, ia mengatakan sudah memberikan sesuatu yang terasa manis. Melalui rencana aksi yang disusun untuk meningkatkan pelayanan di segala lini, antara lain perbaikan-perbaikan proses pengolahan air, termasuk pembersihan pipa (flushing) di beberapa kawasan, telah didapatkan penurunan tingkat kehilangan air yang lumayan besar, yakni sebesar 6% dalam enam bulan. Dari 40% sebelum rencana aksi tersebut dilancarkan, tingkat kebocoran PDAM Kota Pontianak katanya telah turun menjadi 34%.
Caranya menurut Sutyoso sebenarnya sederhana saja. Dengan perbaikan-perbaikan yang dilaksanakan atas instalasi, maka air yang tadinya keruh, sekarang menjadi jauh lebih bersih dan bening sehingga konsumsi pelanggan meningkat. Dengan peningkatan konsumsi pelanggan itu katanya, lebih banyak air yang terjual dan yang hilang menjadi lebih sedikit.
Prestasi ini untuk ukuran Pontianak katanya tergolong luar biasa, dan hal itu membuat ia dan jajarannya bertambah semangat bekerja.
Hal kedua yang dirasakan sangat memuaskan adalah, PDAM ini yang tadinya sulit sekali lolos saringan dalam urusan restrukturisasi utang berdasarkan PMK 120/2008, setelah diurus baik-baik ternyata sudah lolos di Komite Kebijakan, tinggal lagi menunggu SK (Surat Keputusan) Menteri Keuangan seperti halnya sejumlah PDAM lain seperti PDAM Kabupaten Ciamis, PDAM Kota Banjarmasin dan lainnya.
Utang jangka panjang PDAM Pontianak berjumlah Rp 76 miliar, dan berdasarkan PMK 120/2008 mendapat keringanan sebesar kira-kira Rp 46 miliar sehingga utang tinggal Rp 30 miliar. Dan ini menurut Sutyoso akan langsung mengubah performa PDAM Kota Pontianak, membuat neraca keuangan menjadi bagus dan PDAM menjadi sehat. Hasil itu merupakan kepuasan tersendiri pula bagi Sutyoso dan jajarannya.
Bahkan PDAM Kota Pontianak telah ikut dalam gelombang pertama terdiri atas 12 PDAM yang akan jadi pionir di bidang investasi pengembangan dengan dana pinjaman dari perbankan nasional yang dipayungi oleh Perpres 29 tahun 2009.
Dalam urusan restrukturisasi utang ini pun menurut Sutyoso, masalahnya terletak pada koordinasi dan komunikasi yang baik dengan Pusat, berusaha mengikusi segala prosedur dan persyaratan yang ditentukan oleh Komite Teknis dan Komite Kebijakan di Jakarta, yang semuanya itu dituangkan dalam business plan jangka lima tahun. Ia berharap, persetujuan Menteri Keuangan atas business plan tersebut sudah akan diberikan sebelum akhir tahun ini, dan bila itu nanti terwujud, maka untuk PDAM Pontianak, ada keringanan utang sebesar Rp 46 miliar sehingga PDAM ini nanti langsung menjadi sehat.
Keberhasilan mengurus masalah berat ini pun dirasakan oleh Pak Sutyoso sebagai kepuasan batin tersendiri.
Air Layak Minum
Itu barulah hasil debut awal, yang diharapkan tentu akan disusul oleh hasil demi hasil lainnya. Ir. Agus Sutyoso juga merencanakan, setidak-tidaknya akhir tahun ini PDAM Pontianak akan menjadi PDAM ke-15 yang memiliki zona air minum prima ZAMP. Ini dimaksudkan untuk menyejajarkan PDAM Kota Pontianak dengan PDAM sehat lainnya yang sudah memiliki ZAMP.
Langkah ini dinilainya sebagai suatu langkah strategis, yang mendapatkan dukungan dari BPPSPAM (Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum). Tetapi yang lebih penting lagi menurut Sutyoso, PDAM-PDAM tidak sekadar perlu mengupayakan adanya ZAMP, melainkan harus merintis langkah-langkah ke arah penyediaan air ledeng siap minum di negeri kita ini dengan cakupan pelayanan sesuai harapan. Sebelum ini tercapai katanya, seluruh jajaran tukang ledeng jangan dulu berpuas diri dan jangan berhenti untuk berusaha ke arah sana.. Yang perlu kita kejar katanya, tidak hanya kuantitas, kontinuitas aliran 24 jam seperti tercantum dalam Permendagri, tetapi harus menuju kualitas air layak minum dengan cakupan yang sesuai harapan.
Ia menunjuk ke negara tetangga terdekat, Kucing, Malaysia yang berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Barat. “Pulaunya sama, Kalimantan. Alamnya sama, manusianya relatif sama, budayanya juga sama, makannya juga sama. “Pertanyaannya, kenapa Kucing bisa menyediakan air layak minum bagi hampir seluruh warganya dan kita tidak? Katanya kita negara makmur,” ujarnya lagi.
Dalam kaitan ini ia menunjuk PDAM Kota Malang yang disebutnya sebagai salah satu PDAM terbaik di Indonesia, yang sudah mampu melakukannya. Menurut pandangannya, kalau PDAM Kota Malang mampu, kita mestinya juga mampu. Dan tidak ada alasan bagi PDAM mana pun untuk mengatakan tidak mampu, sekalipun terdapat berbagai kendala seperti air baku dan lainnya.
Singkat kata menurut Sutyoso, hari esok kita harus bisa. Dan sebelum kita mampu menyediakan air layak minum dengan cakupan pelayanan seperti yang kita harapkan, seluruh insan tukang ledeng jangan berpuas diri. Kita harus terus meningkatkan usaha sampai mampu menyediakan air layak minum dengan cakupan pelayanan seperti yang kita haraqpkan. “Kalau ini sudah tercapai, baru saya angkat topi,” katanya. Ia mengaku, ini merupakan salah satu cita-citanya dalam berkiprah di sector air minum.
Kendati telah belasan tahun bergumul di bidang pengairan dan air minum, telah dua kali menjadi direktur utama di dua PDAM, bahkan juga dipercaya menjadi salah satu Ketua Perpamsi, Sutyoso menyatakan enggan saat diminta apa nasihatnya kepada sesama tukang ledeng. “Lebih tepat kalau disebut ajakan,” katanya merendah.
Menurut pandangannya, SDM yang dimiliki PDAM pada umumnya sudah memadai kualitasnya. Bahkan tidak sedikit yang luar biasa. Hanya saja perimbangannya belum proporsional antara bidang administrasi dan teknik.
“Sebagai perusahaan air minum, logikanya kan harus lebih banyak tenaga teknik, tetapi kenyataan selama ini malah terbalik, lebih banyak tenaga administrasi,” katanya.
Untuk mengubah ini agar komposisinya proporsional, lebih banyak orang teknik, tentu tidak serta-merta dengan memberhentikan tenaga-tenaga administrasi. Kita harus mengubahnya menjadi proporsional dari sudut kompetensi secara bertahap, antara lain dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan, Diklat dan sebagainya, termasuk membatasi penerimaan baru yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Yang kedua terkait dengan motivasi. Ia melihat, banyak tukang ledeng yang mempunyai kemampuan luar biasa. Yang penting katanya, bagaimana kita bisa mendorong mereka, memotivasi mereka untuk bekerja lebih giat lagi dan lebih profesional. Di sinilah diperlukan keteladanan dari pimpinan. Keteladanan katanya dapat memacu teman-teman di lapangan untuk bekerja lebih profesional.
Dalam hubungannya dengan stakeholder, mulai dari Kepala Daerah, DPRD hingga pelanggan, dalam pengalamannya selama ini diakui berjalan dengan baik. Caranya adalah memelihara komunikasi yang baik. Diceritakan, sewaktu di PDAM Kota Semarang, mereka membentuk forum kecil-kecilan untuk menjalin komunikasi dengan pelanggan. Dalam hal ini secara sengaja dimanfaatkan fasilitator dari lembaga konsumen setempat untuk menjembatani kebutuhan kedua pihak, kepentingan PDAM dan kepentingan pelanggan. Dari situ setidak-tidaknya PDAM dapat mengetahui kelemahan-kelemahannya, dapat mengetahui keinginan pelanggan, banyak masukan yang didapatkan.
Menurut pandangannya, kita tidak boleh apriori terhadap kritik pelanggan. Baginya, kritik pelanggan sesungguhnya merupakan tanda rasa sayang pelanggan pada kita, jadi kita tidak boleh kaku dan abai terhadap kritik pelanggan. Apa pun komplain pelanggan terhadap kita, harus kita tanggapi dengan sebaik-baiknya, dan kita jadikan sebagai masukan yang sangat berharga bagi PDAM untuk dapat memberi pelayanan terbaik.
Bagi pelanggan menurut Sutyoso, komunikasi yang baik sangat diperlukan agar hubungan antara produsen dan konsumen berjalan harmonis. Misalnya menyangkut adanya gangguan aliran saat terjadi perbaikan. Kalau pelanggan diberi tahun terlebih dulu tentang adanya penghentian aliran untuk waktu tertentu berhubung dengan perbaikan yang sedang dilakukan, pelanggan biasanya memahami. Tetapi kalau tidak ada pemberitahuan tahu-tahu air tidak mengalir, wajar kalau pelanggan mengeluh, bahkan marah.
Jadi menurut Sutyoso lagi, apa pun, di mana pun, kapan pun dan tentang apa pun, kuncinya adalah komunikasi. Dengan komunikasilah kita bisa memecahkan segala masalah dan menemukan solusinya.
Sederhana dan Suka Merendah
Setuju mengganti istilah tukang ledeng dengan ahli ledeng?
Pertanyaan ini diajukan sehubungan dengan adanya wacana untuk meninggalkan istilah tukang ledeng yang katanya berkonotasi seakan sekadar tukang, sedangkan insan air minum kebanyakan memiliki keahlian yang cukup tinggi.
Perihal ini Sutyoso tetap menghargai orang yang berpandangan seperti itu. Tetapi baginya, istilah tukang ledeng yang sudah melekat pada komunitas pekerja air minum dirasakan sudah pas. Ini katanya sesuai pula dengan etos budaya kita yang suka merendah, yang umumnya tidak suka menonjolkan diri umpamanya sebagai ahli ini atau ahli itu..Lagi pula, katanya, apalah arti suatu istilah seperti pendapat pujangga besar Shakespeare.
Ia juga mencontohkan bagaimana juragan-juragan sate mengaku sebagai tukang sate saja, seorang kepala dinas mengaku sebagai seorang staf dan sebagainya. Satu contoh yang pas untuk hal ini kata Sutyoso ditunjukkan oleh mantan Gubernur Jawa Tengah yang menyebutkan dirinya sebagai lurah, Lurah Jawa Tengah. Justru sikap yang demikian katanya berhasil membuat sang mantan gubernur, yakni Pak Ismail akrab dengan rakyatnya..Demikian juga istilah tukang ledeng ini hendaknya dipahami sebagai sebutan yang di dalamnya tersirat fungsi melayani, yakni melayani pelanggan. Dengan istilah tukang ledeng itu pula diharapkan PDAM lebih akrab dengan pelanggan.
Tidak hanya melalui sebutan tukang ledeng, Agus Sutyoso sesuai dengan etos budaya Indonesia yang suka merendah, dalam penampilan pun ia berusaha selalu sederhana. Ia mengaku tidak pernah memakai dasi dalam bekerja sehari-hari, cukup dengan pakaian biasa tapi namun rapi karena ia sering ke lapangan. Ia katanya hanya memakai dasi pada saat rapat yang mengharuskan memakai dasi.
Sikap sederhana Sutyoso pun tampak dari kebiasaannya untuk menginap di Wisma Karya milik Departemen Pekerjaan Umum di Kebayoran Baru setiap kali harus menginap di Jakarta dalam rangka tugas. Penginapan ini sederhana, jauh dari mewah seperti hotel berbintang. “Yang penting bersih, tenang dan mudah dicapai. Tarifnya pun murah-meriah, hanya Rp 200.000,” ujarnya. sumber dari www.perpamsi.org. Baca juga Skpp-tidak-gentelment
Comments
Post a Comment
✅SILAHKAN KOMENTAR ANDA DALAM RANGKA MEMBERIKAN MASUKAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ARTIKEL ATAU KONTEN INI ‼️